Selasa, 04 Februari 2014

Pemberi dan Penerima dalam "Money Politic" sama-sama berdosa





Sebentar lagi pemilu legislatif 2014 bakal diselenggarakan di wilayah nusantara ini, setiap Caleg akan dipilih oleh seluruh masyarakat yg mempunyai hak pilihnya. Namun ada sebagian caleg yang menggunakan strategi "Money Politic". Bahkan yang lebih menyeramkannya lagi, mereka akan menggunakan teknik Serangan Fajar, yaitu ketika masyarakat hendak pergi utk melaksanakan pemilu, mereka mendatangi rumah-rumah sambil membawa uang sogokkan. Masya Allah..

Perhatikanlah percakapan berikut ini :

Caleg   : Mas, nih kartu nama saya..
Rakyat : Wah! Bapak nyaleg?
Caleg   : Iya, mas! tolong dibagikan yah, Mas!
Rakyat : Amplopnya mana, Pak?
Caleg   : Duh, Mas gmana sih.. Money politic itu haram loh, Mas!
Rakyat : Ah! Wakil Rakyat juga pada korupsi koq!

Begitulah jawaban sebagian dari rakyat yg bisa dibilang Menganggap enteng Money Politic itu.
MUI pernah mengatakan bahwa :

"Yang memberi dan menerina itu salah dan berdosa. Karena orang yang memilih yang memberi uang, bukan yang baik, sehingga orang tersebut memilih tidak pada orang yang seharusnya dipilih," kata Ketua Bidang Fatwa MUI Ma'ruf Amin kepada detikcom di ruangan kantornya, Jl Proklamasi, Sabtu (16/2/2013).

Bahkan Rasulullah s.a.w juga bersabda:

Hajjaj telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi'b daru Al-Harist bin Abdurrahman dari Abu Salamah dari Abdullah bin 'Amru dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa Salam, dia berkata; "Rasulullah s.a.w. melaknat pemberi suap dan penerima suap." Dan Yazid berkata: "Laknat Allah dari pemberi suap dan penerima suap."
(H.R. Ahmad)


Jadi kesimpulannya, pilihlah wakil rakyat yang benar-benar pantas dan diridhoi Allah s.w.t. Jangan tergoda dgn uang 50.000 yg bakal membawa kesengsaraan kita selama 5 tahun.
 Mengapa saya berani berkata demikian?
Karena memang sdh sunatullah bahwa orang yang melakukan money politic tidak akan mensejahterakan rakyatnya apalagi amanah dalam menjalankan tugasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar